38 research outputs found

    Pengaruh Kecepatan Angin Blower Dan Jumlah Pipa Pemanas Terhadap Laju Pengeringan Pada Alat Pengering Padi Tipe Bed Dryer Berbahan Bakar Sekam Padi

    Full text link
    One of the stages of post-harvest handling is drying rice. The rice drying process for this is still done by direct drying under the sun. The drying process depends on the amount of solar radiation, especially the rainy winter weather. The results showed that the air flow rate and the number of heating pipes are very influential on the energy supplied air to evaporate the water in the grain. Where the highest energy 3.948.7353,979 Watt blower, wind speed 13 m / s with variations of two heating pipes, while the lowest energy 469,041.223 Watt blower, wind speed 13 m / s with variations of three heating pipes. The air flow rate and the number of heating pipes also affect the thermal energy which can be used for drying grain. Where the highest energy 85968.800 Watt at a speed of 13 m / s with variations of three pieces of pipe, while the lowest energy 31426.867 Watt at a speed of 13 m / s with variations of the pieces of pipe. The efficiency is very dependent on a hot air flow rate and the number of heating pipes, if the energy received high grain, the higher efficiency is obtained. Where the highest efficiency 98.73% at a wind speed blower 13 m / s with two heating pipes, while the low efficiency of 2.81% at a wind speed blower 7 m / s with a single heating pip

    Pelatihan Manajemen Usaha Kelompok Pengrajin Tenun Ikat Khas NTT

    Get PDF
    Abstract - This community partnership program aims to empower groups of weaving craftsmen in Sabu Tenun Village so that they can develop their business. The development carried out is from the aspects of business management and marketing. Partners in this Community Partnership program are the Kampung Sabu Weaving Group. The implementation team provides training to partners on business management and online product marketing. It is hoped that through this activity partners can have an entrepreneurial spirit and can carry out the marketing process online. This is so that the woven products produced can have a wider market, not only on display in galleries. The targeted output is that partners know better-organized marketing and management processes so that productivity increases.   Abstrak – Program kemitraan masyarakat ini bertujuan melakukan pemberdayaan kepada kelompok pengrajin tenun di Kampung Tenun Sabu agar dapat mengembangkan usahanya. Pengembangan yang dilakukan adalah dari aspek manajemen usaha dan pemasaran. Mitra dalam program Kemitraan Masyarakat ini adalah Kelompok Tenun Kampung Sabu. Tim Pelaksana memberikan pelatihan kepada mitra tentang manajemen usaha dan pemasaran produk secara online. Diharapkan lewat kegiatan ini mitradapat memiliki jiwa kewirausahaan dan dapat melakukan proses pemasaran secara onlne. Hal ini bertujuan agar produk tenunan yang dihasilkan dapat memliki pasar yang lebih luas, tidak hanya dipajang di galeri. Luaran yang ditargetkan adalah mitra memiliki pengetahuan tentang proses manajemen serta pemasaran yang lebih terorganisir sehinggga terjadi peningkatan produktivita

    Analisa Beban Kalor pada Ruang Bagian Kepegawaian Rektorat Universitas Nusa Cendana

    Get PDF
    Abstrak Perhitungan beban kalor perlu dilaksanakan terlebih dahulu sebelum dilakukan perencanaan sistem pengkondisian udara di suatu ruangan. Hal ini diperlukan karena besarnya beban kalor sangat berpengaruh terhadap kapasitas pendinginan yang dibutuhkan, sehingga kenyamanan dapat diperoleh. Salah satu ruangan yang menggunakan AC adalah ruang Kepegawaian Rektorat Undana. Kapasitas AC yang terpasang adalah 16 PK. Berdasarkan rekening listrik bulanan di gedung Rektorat Undana, biaya pemakaian listrik berkisar sekitar Rp.801.301.531.- per tahun atau sekitar Rp.66.775.128.- per bulannya. Sehingga perlu dilakukan pengamatan kembali terhadap Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik dari AC apakah masih hemat atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian, beban kalor pada ruang tersebut berkisar antara 175.491,3685 Btu/h sampai dengan 306.961,6477 Btu/h. Namun kondisi yang terjadi didapati ada jendela yang terbuka akibatntya infiltrasi beban kalor pada ruang tersebut besar, sehingga membuat 16 PK AC yang terpasang menyerap arus listrik yang besar akibatnya IKE dari 16 PK sebesar 31,06 kWh/m2/bulan, tergolong sangat boros. Apabila tidak ada jendela yang terbuka maka beban kalor puncak yang seharusnya terjadi adalah 125.434,6370 Btu/h, sehingga AC yang seharusnya beroperasi adalah 14 PK. Nilai IKE dari 14 PK adalah 6,63 kWh/m2/bulan tergolong dalam kriteria sangat efisien

    Analisis Efisiensi Kolektor Surya Pelat Gelombang V Terhadap Variasi Tinggi Gelombang dan Tipe Aliran Udara

    Get PDF
    Abstrak Untuk menjawab solusi ketergantungan pada energi konvensional diperlukan pemikiran pengembangan energi alternatif, salah satunya adalah pemanfaatan energi surya. Kolektor termal surya merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menyerap energi surya menjadi energi termal dan mentransfer energi tersebut ke fluida. Oleh Sebab itu dilakukan sebuah penelitian dengan metode experimental  yang menggunakan kolektor surya absorber tipe gelombang V. Besarnya koefisien kehilangan panas total, besarnya energi yang diserap oleh kolektor surya, serta mengetahui efisiensi kolektor surya absorber tipe gelombang V. dengan variabel bebas variasi tinggi gelombang yakni 70mm, 100mm dan 120mm serta variasi tipe aliran udara melewati atas absorber, bawah absorber, atas dan bawah absorber. Waktu pengambilan data bersamaan maka kolektor dibuat sebanyak 9 buah, dengan luasan kaca penutup 0,25m2, pengambilan data dilakukan di ruangan terbuka dari pukul 08.00-14.00 dengan interval waktu setiap 15 menit. Hasil penelitian  dan  perhitungan  yang  dilakukan, menunjukkan tingkat energi yang diserap oleh kolektor rata-rata mencapai 144,52Watt dengan Efisiensi tertinggi 36,63% pada tinggi gelombang 100mm dan tipe aliran udara yang melewati atas dan bawah absorber dimana perubahan tipe aliaran udara fluida kerja menerima koefisien perpindaan panas dengan baik

    Analisis pengaruh kecepatan udara masuk PAWG terhadap volume kondensat, kinerja sistem, Psys dan COP

    Get PDF
    Water is one of the natural resources that is needed for the life of living things. Almost all activities require clean water, both for the metabolism of living things, agriculture and industry and is a major need. So that the availability of clean water sources needs to be maintained and looking for new sources. One source of clean water is atmospheric air which is very abundant. By using a water generator from stable atmospheric air, where the air enters the PAWG system in which there is a thermoelectric which can form a temperature difference in order to convert water into water vapor which then becomes condensate. The PAWG performance tested here is the inlet air velocity with variations of 0.27 m/s, 0.52 m/s and 0.97 m/s. The results show that the inlet air velocity affects the volume of condensate water and the performance of the Psys and COP systems. The higher the air velocity, the greater the volume of condensate water generated and the higher the Psys. But the results are different for COP, where the highest COP occurs at an inlet air speed of 0.52 m/s followed by a speed of 0.27 m/s and the smallest is 0.97 m/s

    Analisis Pengaruh Panjang Sirip Heatsink Terhadap Produksi Air Kondensasi pada Alat Pengahasil Air Atmosfir

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of heat sink fin length oriented at 700 on the production of atmospheric air condensation water. The method used is an experimental method of 3 converters with variations in the length of the heat sink; 8 cm, 10 cm and 12 cm. The three sizes of these heat sinks are that the length of the heat sink affects the distribution of environmental temperature, the temperature on the cold side of the heat sink, the temperature on the hot side of the heat sink, the temperature in the condensing chamber and the volume of condensed water. From the third study, the best size was the length of the 12 cm heat sink with a water production of 26.9 ml/24h

    Pengaruh Posisi Jebakan Panas pada Tungku Terhadap Listrik yang Dihasilkan

    Get PDF
    Pada dasarnya sumber energi yang digunakan untuk bahan bakar digolongkan menjadi dua yaitu sumber energi yang dapat diperbaharui dan sumber energi yang tidak dapat dipengaruhi. Untuk mengurangi bahan bakar minyak bumi oleh industri kecil dan rumah tangga, maka perlu energi alternatif lain yang dapat diperbarui, murah dan terdapat di daerah sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi jebakan panas pada tungku penghasil panas kemudian panas tersebut dikonversikan menjadi energi listrik yang berskala kecil dengan termoelektrik. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tungku dimana biomassa yang digunakan ada tiga jenis yaitu kayu kusambi, arang kusambi, dan arang tempurung kelapa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu semua data hasil eksperimen kemudian di analisis menggunakan rumus yang ada. Data hasil penelitian ini berupa temperatur air, temperatur panas buang pada tungku, tegangan dan arus. Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan dan arus tertinggi berada pada biomassa kayu kusambi dengan variasi 2 peltir yaitu 3.31 volt dan 0.084 amper. . Hasil yang didapat juga menunjukan bahwa posisi jebakan berada pada posisi samping dengan biomassa kayu kesambi 3 kg menghasilkan performa yang jauh lebih baik

    Analisis Karakteristik Briket dan Pembakaran Briket Arang Campuran Tempurung Kemiri dan Tongkol Jagung

    Get PDF
    Penelitian dengan judul “Analisa Perpindahan Panas  pada Alat Pembawa Vaksin (Vaccine Carrier) Berbentuk Kotak dengan Bahan Dasar Komposit Fiberglass Menggunakan 1 Elemen Peltier” bertujuan untuk mengetahui analisa perpindahan panas. Penelitian yang dilakukan dengan membedakan antara kotak non casing dan di-casing. in door dan out door serta dengan memvariasikan tegangan input 12.1V, 14.5V, 15.4V, serta 17.3V ini menghasilkan data bahwa penambahan casing komposit fiberglass mampu meningkatkan efisiensi pendinginan sebesar 0.37988%, serta dengan input listrik dengan tegangan 12.1 V dan arus 3.58 ampere dengan kondisi pengambilan data in door menghasilkan  kerja yang optimal dengan nilai COP sebesar 0.003794
    corecore